Anekdot “Full Day School”
Bergantinya kurikulum yang
diterapkan di Indonesia tidak selalu
menjamin keberhasilan sistem pendidikan yang menganutnya. Terbukti kurikulum
masih selalu diperbaharui untuk mencapai kestabilan dalam pembelajaran. Seperti
yang sedang marak diperbincangkan saat
ini, sistem pendidikan “Full Day School” untuk SD dan SMP yang digagas oleh
menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
·
Orientasi:
Diceritakan Mona anak Bu Karni
sekolah di SD yang menerapkan sistem pedidikan Full Day School, sedangkan Lisa
anak Bu Odik sekolah dari jam 7 sampai jam 11 siang. Pagi itu kedua ibu muda
ini melepas keberangkatan anknya ke sekolah. mona berangkat dengan wajah
gembira dan tasnya hanya berisi beberapa buku dan alat tulis, sedangkan Lisa
terlihat keberatan dengan isi tas berupa buku tulis, buku cetak, LKS, bahkan
bekal makanan.
·
Krisis:
Bella : (dengan loncat-loncat) “Ma.
Aku pulang sekolah.”
Bu Odik : (dengan gembira juga)
“Sana makan dulu. Baru boleh main.”
Sementara itu, sampai menjelang
maghrib Lisa lupa memberitahu ibunya kalau ia pulangnya agak telat karena
terlalu serius mengikuti pelajaran tambahan sampai membuat Bu Karni cemas tidak
karuan.
·
Reaksi:
Di malam harinya saat Mona pulang
main dan Lisa pulang sekolah ibu mereka sama-sama tidak mengenali wajah
anaknya. Karena saking asyiknya main, Mona pulang dengan pakaian yang modis dan
dandanan ala anak gadis, diantar seorang cowok pula. Sedangkan Lisa, karena
saking seriusnya belajar wajahnya kusut keriput, jalannya terseok-seok,
ditambah tugas yang menumpuk dibawanya.
·
Koda:
Bu Odik : “Ya ampun Mona! Apa kamu
nggak capek maen terus?”
Mona : “Enggak, Ma. Kan aku jadi
keren dan banyak temen gini.”
Sementara itu, pertanyaan yang sama
juga dilontarkan Bu Karni kepada anaknya, Lisa. Bukannya menjawab, Lisa malah
langsung masuk rumah dan “Brukk!” terkapar di sofa karena energinya sudah
terkuras dari pagi sampai malam.