Rabu, September 07, 2016

Anekdot “Full Day School”



Anekdot “Full Day School”

Abstraksi:
Bergantinya kurikulum yang diterapkan  di Indonesia tidak selalu menjamin keberhasilan sistem pendidikan yang menganutnya. Terbukti kurikulum masih selalu diperbaharui untuk mencapai kestabilan dalam pembelajaran. Seperti yang sedang marak  diperbincangkan saat ini, sistem pendidikan “Full Day School” untuk SD dan SMP yang digagas oleh menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.

·         Orientasi:
Diceritakan Mona anak Bu Karni sekolah di SD yang menerapkan sistem pedidikan Full Day School, sedangkan Lisa anak Bu Odik sekolah dari jam 7 sampai jam 11 siang. Pagi itu kedua ibu muda ini melepas keberangkatan anknya ke sekolah. mona berangkat dengan wajah gembira dan tasnya hanya berisi beberapa buku dan alat tulis, sedangkan Lisa terlihat keberatan dengan isi tas berupa buku tulis, buku cetak, LKS, bahkan bekal makanan.

·         Krisis:
Bella : (dengan loncat-loncat) “Ma. Aku pulang sekolah.”
Bu Odik : (dengan gembira juga) “Sana makan dulu. Baru boleh main.”
Sementara itu, sampai menjelang maghrib Lisa lupa memberitahu ibunya kalau ia pulangnya agak telat karena terlalu serius mengikuti pelajaran tambahan sampai membuat Bu Karni cemas tidak karuan.

·         Reaksi:
Di malam harinya saat Mona pulang main dan Lisa pulang sekolah ibu mereka sama-sama tidak mengenali wajah anaknya. Karena saking asyiknya main, Mona pulang dengan pakaian yang modis dan dandanan ala anak gadis, diantar seorang cowok pula. Sedangkan Lisa, karena saking seriusnya belajar wajahnya kusut keriput, jalannya terseok-seok, ditambah tugas yang menumpuk dibawanya.

·         Koda:
Bu Odik : “Ya ampun Mona! Apa kamu nggak capek maen terus?”
Mona : “Enggak, Ma. Kan aku jadi keren dan banyak temen gini.”
Sementara itu, pertanyaan yang sama juga dilontarkan Bu Karni kepada anaknya, Lisa. Bukannya menjawab, Lisa malah langsung masuk rumah dan “Brukk!” terkapar di sofa karena energinya sudah terkuras dari pagi sampai malam.