Selasa, November 15, 2016

Tugas Mata Kuliah Sanitasi Industri tentang Desain Alat Sanitasi


Nam     : Rohimatus SalamahNPM    : 1514051089
Jurusan :


A.    Pengertian Sanitasi dan Hygiene

Sanitasi sering diidentikkan sebagai pemahaman segala sesuatu yang terlihat bersih, sehat dan aman, baik berupa makanan, perseorangan, alat, maupun tempat kerja. Sanitasi memiliki arti lain, yaitu :
1.    Sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia.
2.    Upaya menjaga pemeliharaan agar seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan agar hygienis (sehat) dan bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
3.    Menurut Dr.Azrul Azwar, MPH, sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat.

Kata “Hygiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J. A. And  Soungthgate, H. A, 1986). Arti lain dari “Hygiene” antara lain sebagai berikut :
1.      Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk menjaga kesehatan jasmani, rohani, dan sosial untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2.      Suaatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan atau manusia beserta lingkungan tempat tinggal dimana orang tersebut berada.
3.      Keadaan dimana seseorang, pekerja, makanan, tempat kerj, dan alat yang digunakan dalam proses produksi aman, sehat dan bebas dari pencemaran leh bakteri, serangga, dan lain-lain.

B.     Ruang Lingkup Sanitasi


Sanitasi lebih umum dikenal sebagai sistem atau standar kebersihan suatu tempat, alat, dan produk suatu industi. Jika ditelusuri asal katanya, sanitasi sangat dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Setiap hari manusia selalu melakukan sanitasi, baik untuk tubuh sendiri misalnya mandi, untuk peralatan makan misalnya mencuci piring, untuk membersihkan makanan yang akan dimakan yaitu dengan cara dicuci terlebih dahulu, dan masih banyak lagi.

Kualitas lingkungan yang sehat adalah keadaan lingkungan yang bebas dari resiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup manusia, melalui pemukiman antara lain rumah tinggal dan asrama atau yang sejenisnya, melalui lingkungan kerja antra perkantoran dan kawasan industri atau sejenis. Sedangkan upaya yang harus dilakukan dalam menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan adalah obyek sanitasi meliputi seluruh tempat kita tinggal/bekerja seperti: dapur, restoran, taman, public area, ruang kantor, rumah dsb. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup kegiatan sanitasi di lingkungan industri meliputi aspek sebagai berikut:
1.    Penyediaan air bersih/ air minum (water supply) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
- Pengawasan terhadap kualitas dan kuantitas
- Pemanfaatan air
- Penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air
- Cara pengolahan
- Cara pemeliharaan. 
2.    Pengolahan sampah (refuse disposal) Meliputi hal-hal berikut :
Cara/system pembuangan
Peralatan pembuangan dan cara penggunaannya serta cara pemeliharaannya
3.    Pengolahan makanan dan minuman (food sanitation) Meliputi hal-hal sebagai berikut:
- pengadaan bahan makanan/bahan baku
- Penyimpanan bahan makanan/bahan baku
- Pengolahan makanan
- Pengangkutan makanan
- Penyimpanan makanan
- Penyajian makanan

C.     Desain Alat Sanitasi

Kebersihan alat atau menjalankan suatu proses secara higienis merupakan hal penting, karena adanya kesalahan pada desain alat dapat merugikan pelanggan dan produsen makanan. Untuk menjaga kualitas makanan, alat pengolah makanan harus didesain dan diinstalasi mengikuti aturan tertentu. Alat tersebut harus dapat dibersihkan secara efisien, dan material permukaannya harus tahan terhadap bahan makanan yang korosif dan bahan kimia lainnya.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat sanitasi harus dipilih bahan khusus agar tidak terjadi kesalahan dalam pengaplikasiannya. Bahan stainless steel, titanium atau alumunium, tidak beracun, tahan korosi, stabil secara mekanik adalah standar bahan yang digunakan sebagai konstruksi alat sanitasi. Adapun kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih bahan sebagai alat sanitasi antara lain :
1.      Permukaan yang halus
a.       Kualitas stainless steel yang tinggi (AlSI 306 atau 314 grade)
b.      Kekasaran permukaan dibawah 1 ikrometer.
c.       Mencegah perkaratan mikroorganisme dan kontaminan.
2.      Akses untuk membersihkan alat
a.       Pegas pneumatik untuk mempermudah proses pembersihan
b.      Semua bagian yang dapat digerakkan sudah disegel dengan gaslet untuk menghindari pengkaratan dan penumpukan kontaminan.
3.      Tidak ada celah pada alat
a.       Semua struktur dan penyannga telah disegel
b.      Semua kabel tersembunyi dan terlindungi dari kontak langsung dengan air dan debu.
4.      Load cell yang terlindungi
a.       Disegel secara kdap udara (IP68)
b.      Desain terbuka disekitar load cell agar mudah dibersihkan
5.      Desain konstruksi yang kuat
a.       Desain konstruksi yang terbuka untuk akses yang mudah
b.      Desain kerangka yang mengurangi permukaan area yang dapat terkontaminasi.

Beberapa standar penting yang harus diterapkan pada alat sanitasi untuk menentukan apakah desain alat sudah benar atau belum yaitu berupa tekstur atau  lapisan pelaps dan sudut atau ruas pada sambungan. Jika kedua hal ini diaplikasikan dengan baik, maka desain alat sanitasi benar dan mudah dibersihkan, semua residu pembersihan akan hanyut sehingga tidak ada sisa-sisa mikroba atau kontaminan yang tertinggal pada alat. Sebaliknya jika kedua hal ini diabaikan, maka desain alat sanitasi menjadi tidak benar karena akan ada celah bagi residu untuk mengisi sudut-sudut mati atau tekstur yang memungkinkan untuk disinggahi.
1.      Tekstur atau Lapisan Pelapis
Tekstur permukaan harus memiliki nilai kekasaran (Ra) < 0.8 m Kualitas pembersihan juga sangat dipengaruhi dengan teknologi pelapisan, yang dapat merubah topografi permukaan. Nilai kekasaran (Ra) > 0.8 mm juga dapat diterima jika pembersihan dapat dicapai dengan faktor lain, seperti sifat permukaan pada agen pembersih. Sebagai contohnya, faktor hidrofobik, wetting dan reaktivitas yang dapat meningkatkan proses pembersihan.

2.      Sudut atau ruas pada sambungan
Sudut atau ruas tidak boleh membentuk sudut mati atau dibulatkan dengan radius tertentu (seperti yang ditunjukkan di gambar). Selain itu, sudut mati atau tajam (≤ 90°) harus dihindari dan sambungan las juga harus halus. Adanya sudut tajam pada sambungan atau lekukan mengakibatkan teringgalnya residu pembersihan sehingga sanitasi menjadi tidak maksial bahkan masih meninggalkan sisa mikroba yang dapat mengkontaminasi alat maupun bahan. Sudut sebaiknya dibuat melenkung dan melebar sehingga dapat dilalui air dengan mudah. Dengan demikian sanitasi tidak meningglakna kotoran atau sisa resdu kontaminan. Berikut merupakan contoh perbandingan sudut yang salah dan benar pada sambungan.