Rabu, Mei 31, 2017

THP UNILA ADAKAN KUNJUNGAN UNTUK TAMBAH WAWASAN


Oeh Rohimatus Salamah

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian mengadakan kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) 7 Unit Bekri, Lampung Tengah, Rabu (31/5). 

Dalam kunjungan tersebut, sebanyak 41 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknologi Minyak Lemak diberikan materi ruang mengenai pengolahan minyak kelapa sawit hingga pemanfaatan limbahnya sebelum melihat prosesnya secara langsung di Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS). Sejumlah karyawan PTPN 7 turut serta dalam sesi ini untuk berbagi pengetahuan dan wawasan seputar PKKS dan apa saja yang menjadi bagian di dalamnya.

Sawit yang kita kenal sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng ternyata harus melewati proses yang begitu panjang untuk dapat dikonsumsi. Pertama-tama Tandan Buah Segar (TBS) hasil panen diangkut ke pabrik menggunakan truk. Kemudian TBS ditampung sementara di loading ramp untuk dilakukan sortasi. “Hanya sawit dengan tingkat kematangan 1 dan 2, serta sawit lewat matang tingkat 1 yang dapat diterima untuk diolah lebih lanjut,” terang Dedi Tambunan, Asisten Teknik Reparasi.
Dedi selaku pemateri juga memaparkan secara rinci tahapan demi tahapan industri hulu komoditi perkebunan ini.

Untuk menuju tahapan perebusan, sawit dipindahkan ke sterilizer menggunakan gantry. Pada prinsipnya, perebusan bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan tandan dengan buah sawit dan menonaktifkan enzim lipase yang berperan dalam peningkatan asam lemak bebas (ALB) yang memicu ketengikan pada minyak. Pembuangan oksigen/deaerasi juga tak kalah penting dalam tahapan ini untuk menjaga agar suhu perebusan tetap terjaga sehingga memudahkan proses selanjutnya.

Memasuki tahap penebahan/tresher, sawit dipisahkan dari tandannya untuk dimasukkan ke dalam digester dan mengalami proses pelumatan/digestion. Dari pelumatan inilah diperoleh Crude Palm Oil (CPO) yang akan diolah lebih lanjut menjadi minyak goreng. Namun CPO dari hasil pelumatan masih bercampur dengan kotoran dan air sehingga masih harus melewati tahap pemurnian di dalam stasiun klarifikasi. Minyak CPO yang sudah benar-benar siap untuk diolah lebih lanjut kemudian disimpan dalam tangki penyimpanan/storage tank.

Sayangnya mahasiswa tidak dapat melihat secara langsung proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng komersial hingga proses pengemasan dan penggudangan. “PTPN 7 sendiri merupakan Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) yang hanya diberi kewenangan mengolah produk hulu namun tidak diberi kewenangan mengolah produk hilir, sehingga pengoperasian pabrik hanya sebatas sampai menghasilkan bahan setengah jadi,” Terang Hadi Supriyanto, salah satu karyawan.
Disamping menghasilkan CPO, PPKS juga menghasilkan produk samping berupa tandan kosong (tankos) dan inti sawit (kernel). Disinilah efisiensi pabrik sawit bekerja, dimana tankos yang telah dipisahkan dari buahnya dimanfaatkan sebagai kompos bagi tanaman sawit sendiri. Sementara inti sawit akan diolah menjadi Palm Kernel Oil (PKO) sebagai bahan baku pembuatan mentega, lilin, sabun, dan produk kosmetik.
Ribut Sugiharto selaku dosen pengampu mata kuliah tersebut berharap kunjungan ini akan membekas dalam ingatan para mahasiswa. “Ya saya yakin mahasiswa akan selalu ingat ilmu yang diperoleh dari kunjungan ini sampai mereka lulus bahkan sampai memasuki dunia kerja,” ujarnya mantap.