Oeh
Rohimatus Salamah
Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian mengadakan kunjungan ke PT. Perkebunan Nusantara
(PTPN) 7 Unit Bekri, Lampung Tengah, Rabu (31/5).
Dalam
kunjungan tersebut, sebanyak 41 mahasiswa yang mengambil mata kuliah Teknologi
Minyak Lemak diberikan materi ruang mengenai pengolahan minyak kelapa sawit
hingga pemanfaatan limbahnya sebelum melihat prosesnya secara langsung di
Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS). Sejumlah karyawan PTPN 7 turut serta
dalam sesi ini untuk berbagi pengetahuan dan wawasan seputar PKKS dan apa saja
yang menjadi bagian di dalamnya.
Sawit
yang kita kenal sebagai bahan baku pembuatan minyak goreng ternyata harus
melewati proses yang begitu panjang untuk dapat dikonsumsi. Pertama-tama Tandan
Buah Segar (TBS) hasil panen diangkut ke pabrik menggunakan truk. Kemudian TBS
ditampung sementara di loading ramp
untuk dilakukan sortasi. “Hanya sawit dengan tingkat kematangan 1 dan 2, serta
sawit lewat matang tingkat 1 yang dapat diterima untuk diolah lebih lanjut,”
terang Dedi Tambunan, Asisten Teknik Reparasi.
Dedi
selaku pemateri juga memaparkan secara rinci tahapan demi tahapan industri hulu
komoditi perkebunan ini.
Untuk
menuju tahapan perebusan, sawit dipindahkan ke sterilizer menggunakan gantry.
Pada prinsipnya, perebusan bertujuan untuk memudahkan proses pemisahan tandan
dengan buah sawit dan menonaktifkan enzim lipase yang berperan dalam
peningkatan asam lemak bebas (ALB) yang memicu ketengikan pada minyak. Pembuangan
oksigen/deaerasi juga tak kalah
penting dalam tahapan ini untuk menjaga agar suhu perebusan tetap terjaga
sehingga memudahkan proses selanjutnya.
Memasuki
tahap penebahan/tresher, sawit
dipisahkan dari tandannya untuk dimasukkan ke dalam digester dan mengalami proses pelumatan/digestion. Dari pelumatan inilah diperoleh Crude Palm Oil (CPO) yang akan diolah lebih lanjut menjadi minyak
goreng. Namun CPO dari hasil pelumatan masih bercampur dengan kotoran dan air
sehingga masih harus melewati tahap pemurnian di dalam stasiun klarifikasi.
Minyak CPO yang sudah benar-benar siap untuk diolah lebih lanjut kemudian
disimpan dalam tangki penyimpanan/storage
tank.
Sayangnya
mahasiswa tidak dapat melihat secara langsung proses pengolahan CPO menjadi
minyak goreng komersial hingga proses pengemasan dan penggudangan. “PTPN 7
sendiri merupakan Badan Usaha MIlik Negara (BUMN) yang hanya diberi kewenangan
mengolah produk hulu namun tidak diberi kewenangan mengolah produk hilir,
sehingga pengoperasian pabrik hanya sebatas sampai menghasilkan bahan setengah
jadi,” Terang Hadi Supriyanto, salah satu karyawan.
Disamping menghasilkan CPO, PPKS juga menghasilkan
produk samping berupa tandan kosong (tankos) dan inti sawit (kernel). Disinilah
efisiensi pabrik sawit bekerja, dimana tankos yang telah dipisahkan dari
buahnya dimanfaatkan sebagai kompos bagi tanaman sawit sendiri. Sementara inti
sawit akan diolah menjadi Palm Kernel Oil
(PKO) sebagai bahan baku pembuatan mentega, lilin, sabun, dan produk kosmetik.
Ribut Sugiharto selaku dosen pengampu mata kuliah
tersebut berharap kunjungan ini akan membekas dalam ingatan para mahasiswa. “Ya
saya yakin mahasiswa akan selalu ingat ilmu yang diperoleh dari kunjungan ini
sampai mereka lulus bahkan sampai memasuki dunia kerja,” ujarnya mantap.